Sebagai negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia, tentu mudah sekali menemui masjid atau mushala di Indonesia. Apalagi di Pulau Jawa, pulau dengan jumlah Muslim terbanyak se-Nusantara. Dari sekian banyak masjid, berikut ini yang memiliki keunikan tersendiri.
Masjid Agung Al-Munada Darussalam Baiturrahman
Mungkin belum banyak yang mengetahui tentang Masjid Agung Al-Munada Darussalam Baiturrahman di bilangan Menteng Dalam, Jakarta. Padahal, masjid ini sudah berdiri sejak 1963. Yang menjadi keunikan masjid ini adalah bangunan berbentuk perahu besar di samping bangunan masjid. Warnanya putih dan dilengkapi pula dengan dek, seperti perahu sungguhan.
Bangunan berbentuk perahu ini berfungsi sebagai tempat wudhu dan kamar mandi bagi jamaah perempuan. Sang pendiri sekaligus perancang masjid, KH Abdurrahman Maksum, membuat bangunan perahu itu karena terinspirasi dengan kisah Nabi Nuh yang membuat perahu besar dan menyelamatkan umatnya dari banjir dahsyat.
Masjid An-Nurumi
Rasanya langka masjid dengan menara dan kubah yang berwarna-warni mencolok bak gula-gula. Tapi masjid seperti itu bisa kita temui di Yogyakarta, tepatnya di Jalan Solo, Km 51, Sleman. Itulah Masjid An-Nurumi. Oleh masyarakat sekitar, masjid tersebut sering disebut Masjid Kremlin. Padahal sebenarnya yang dimaksud bukan Kremlin, melainkan Katedral Santo Basil yang berada dalam kompleks Benteng Kremlin, Rusia.
Masjid ini dibangun oleh Nur Indarti, pemilik rumah makan Ayam Goreng Mbok Berek. Ia mengakui, arsitektur masjid memang terinspirasi dari Katedral Santo Basil yang pernah ia kunjungi saat berjalan-jalan ke Rusia. Masjid yang mulai dibangun pada 2005 ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X. Nama An-Nurumi sendiri merupakan kombinasi nama Nur Indarti dan anaknya, Umi Nur Salim.
Masjid Al-Irsyad
Masjid Al-Irsyad yang berada di Padalarang, Bandung Barat ini agaknya ingin mendobrak pakem masjid yang identik dengan kubah. Tanpa kubah, bangunan masjid itu berbentuk kubus, mirip Ka’bah. Keunikannya tak hanya itu. Susunan batu bata masjid rancangan arsitek kenamaan sekaligus Wali Kota Bandung Ridwan Kamil ini juga tak biasa. Alih-alih rapat, batu bata tersebut disusun berongga. Dari celah-celah itu, udara bebas keluar-masuk sehingga hawa sejuk sangat terasa meski di dalam masjid tidak terdapat AC ataupun kipas.
Cukup sampai di situ? Tidak. Jika dilihat dari kejauhan, celah-celah batu itu ternyata membentuk lafaz dua kalimat syahadat. Akan semakin indah ketika malam tiba, sinar lampu dari dalam masjid yang menerobos keluar membuat lafaz itu terlihat semakin jelas. Dengan arsitekturnya yang unik ini, tak heran jika Masjid Al-Irsyad menyabet penghargaan dari National Frame Building Association sebagai Building of The Year 2010.
Masjid Menara Kudus
Masjid Menara Kudus, dikenal juga dengan Masjid Al-Aqsa, dibangun oleh Ja’far Shadiq (Sunan Kudus) pada tahun 1549 atau 956 Hijriyah. Dalam sebuah piagam yang dipahat di ambang mihrab, masjid tua yang terletak di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah ini dibangun dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama.
Bentuk menaranya yang serupa dengan candi menggambarkan bahwa di masa lalu terjadi akulturasi budaya Islam dan Hindu yang dilakukan oleh Sunan Kudus, sebagai salah satu caranya berdakwah di tengah masyarakat yang beragama Hindu kala itu. Mulanya masjid itu dikenal dengan sebutan tajug yang berarti rumah dengan atap runcing. Namun setelah proses pengislaman berlangsung, Sunun Kudus mengubahnya menjadi Al-Quds, nama lain Al-Aqsha. Lidah orang Jawa kemudian menyebutnya “Kudus”.
Masjid Muhammad Cheng Ho
Masjid ini unik karena bentuknya yang menyerupai kelenteng, rumah ibadah umat Buddha. Bangunannya didominasi oleh warna-warni khas Tiongkok; merah, hijau, dan kuning. Pintu masuk masjid yang berlokasi di Jalan Gading, Surabaya ini menyerupai pagoda, serta terdapat relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah. Saat merancang masjid ini, sang arsitek, Ir. Abdul Aziz, terinspirasi oleh Masjid Niu Jie di Beijing yang konon dibangun tahun 996.
Sebagai penghormatan kepada Laksamana Cheng Ho yang berlayar ke Asia Tenggara untuk berdagang dan menyebarkan Islam, masjid yang berdiri pada 2002 ini pun diberi nama Masjid Muhammad Cheng Ho. Meski kapasitasnya hanya 200 jamaah, masjid ini tercatat dalam rekor MURI sebagai salah satu masjid terunik. (MM)