Manusia diciptakan dengan akal dan pikiran agar dapat mengelola kehidupannya dengan baik. Mereka yang berakal dan memahami eksistensi dirinya tentu mampu mengendalikan segala sikap dan perbuatan yang hendak dilakukan. Dalam Islam, seseorang harus mampu menerapkan etika terhadap diri sendiri. Apakah yang dimaksud dengan etika? Lalu seberapa pentingnya bagi kehidupan manusia?
Artikel kali ini akan membahas tentang etika terhadap diri sendiri dalam Islam yang perlu Anda ketahui. Simak selengkapnya berikut ini!
Pengertian Etika dalam Islam
Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani Kuno “ethikos” yang artinya timbul dari kebiasaan. Secara garis besar, etika adalah suatu norma atau aturan dalam bersikap dan berperilaku di lingkungan sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Agama yang dianut oleh seseorang juga mempengaruhi etikanya. Dalam Islam, seseorang yang berstatus muslim tentu berbeda etikanya dengan mereka yang non muslim. Orang yang tinggal di lingkungan pedesaan, tentu memiliki etika yang berbeda dengan mereka yang hidup di perkotaan.
Senatiasa Bertaubat
Manusia tak luput dari perbuatan dosa. Baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Baik yang disadari atau yang tidak disadari. Penting bagi Anda untuk mengetahui apa saja dosa yang tidak disengaja dalam Islam.
Sebaik-baik manusia ialah mereka yang bertaubat saat menyadari bahwa dirinya telah berbuat dosa. Meskipun itu dosa kecil sekalipun. Sebagaimana yang tertuang dalam hadits berikut ini.
عَنِ اْلأَغَرِّ بْنِ يَسَارٍ الْمُزَنِي قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَآايُّهَا النَّاسُ تُوْبُوْا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ فَإِنِّي أَتُوْبُ فِي الْيَوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ
Dari Agharr bin Yasar Al Muzani, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,”Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepadaNya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah dalam sehari sebanyak seratus kali” (Hadits shahih riwayat Muslim, no. 2702 (42), Syarah Muslim, oleh Imam An Nawawi (XVII/24-25). Diriwayatkan juga oleh Ahmad (IV/211), Abu Dawud (no. 1515), Al Baghawi (no. 1288) dan Ath Thabrani dan Al Mu’jamul Kabir (no. 883))
Taubat yang dimaksud ialah taubatan nasuha yakni bertaubat kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan sesungguh-sungguhnya. Tanpa disertai niatan untuk kembali melakukan kesalahan yang sama atau jalan yang salah.
Muraqabah
Muraqabah adalah keyakinan dalam diri bahwa setiap hal di dunia ini selalu dalam pengawasan Allah. Sehingga seseorang akan lebih berhati-hati dalam bersikap dan berperilaku agar tidak mudah melakukan perbuatan yang sia-sia maupun dosa yang berulang dalam Islam.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,